Senin, 10 Agustus 2015

Mengenal Rammang Rammang

Jika sedang berada di Makassar atau provinsi Sulawesi Selatan, sempatkanlah mengunjungi kawasan karst Rammang Rammang. Dari banyak kawasan karst di Indonesia, Rammang Rammang menjadi kawasan karst terluas serta masuk dalam kawasan cagar alam UNESCO. Sayang sekali jika melewatkan mengunjungi tempat ini.



Rammang Rammang berada tepat di Kabupaten Maros, desa Salenrang, kecematan Bontoa. Lokasi yang tidak terlalu jauh dari kota Makassar dan Bandara hasanuddin, membuat Rammang Rammang menjadi tempat yang tepat untuk mengisi liburan atau sekedar traveling. Hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan motor dari bandara. Jika mengendarai kendaraan umum, bisa menggunakan angkot yang disebut pete’ pete’ oleh orang Makassar.

Tiba di kawasan Rammang Rammang kita akan disuguhkan dengan keindahan hamparan batu karst yang berdiri kokoh. Keindahan terasa lengkap jika padi di area sawah petani setempat masih menghijau. Perpaduan warna hitam dan abu-abu batuan karst tersebut akan membuat kita berdecak kagum.

Jika hutan terkenal dengan banyaknya pepohonan ataupun kenekaragaman satwa yang terdapat di dalamnya, maka di kawasan Rammang Rammang terdapat sebuah hutan yang disebut hutan batu. Hutan tanpa pohon yang menjulang tinggi melainkan sekumpulan bebatuan karst yang indah.

Selain  hutan batu, terdapat juga beberapa goa prasejarah di kawasan Rammang Rammang. Di dalam goa tersebut bisa ditemui banyak lukisan-lukisan prasejarah berupa cap tangan atau gambar hewan. Lukisan tersebut berhubungan erat dengan  kepercayaan yang dianut oleh masyarakat prasejarah.
Dermaga satu Rammang Rammang

Tidak lengkap rasanya jika berada di Kawasan Rammang Rammang dan tidak mengunjungi Desa Berua. Desa ini bisa dijangkau menggunakan perahu dari dermaga satu yang terletak di tepi jalan utama, atau dermaga dua yang melewati taman hutan batu.


Harga sewa perahu bisa mencapai 200 ribu rupiah. Harga tersebut sudah termasuk biaya kembali ke dermaga dan masih bisa ditawar sesuai kemurahan hati pemilik perahu.

Sensasi naik perahu di aliran sungai pute menuju desa Berua sungguh memacu adrenalin bagi yang tidak terbiasa dengan mode transportasi yang satu ini. Ditambah lagi jika tak bisa berenang. Perahu yang hanya bisa memuat 4-5 orang ini terkadang oleng jika penumpang bergerak atau perahu berpapasan dengan perahu lainnya yang membuat ombak kecil di sekitar sungai.


Tapi tidak usah khawatir, pemandangan sekitar sungai akan mengalihkan perhatian anda dari perahu ini. Kiri kanan sungai bisa ditemui pohon bakau dan nipa. sesekali beberapa jenis burung beterbangan dari balik pepohonan tersebut. Sayang suara alam tersebut ditelan suara deru dari mesin perahu.

Sampai di desa Berua, pengunjung akan dihadapakan dengan hamparan sawah dan empang yang dikelilingi oleh pegunungan karst. indah dan megah. Hanya terdapat belasan rumah di desa ini. Rumah- rumah tersebut bisa dijadikan tempat tinggal bagi pengunjung yang datang. Tentunya dengan ijin yang empunya.




Jika ingin melihat gugusan bintang di malam hari, pengunjung bisa menginap atau camping di desa Berua . terdapat beberapa warung di desa ini. Selain itu,  pemerintah sudah membangun sebuah mushallah tidak jauh dari dermaga Berua. Di sebelah mushallah, terdapat beberapa wc dengan air yang segar  semakin memudahkan pengunjung yang ingin memenuhi ‘panggilan alam’.  

Dalam rangka memperkenalkan kawasan Rammang Rammang, termasuk desa Berua, Dinas parawisata sulawesi selatan baru-baru ini menyelenggarakan Rammang- rammang full moon festival yang diadakan di desa Berua. Festival ini menampilkan beberapa tarian tradisional dan atraksi khas sulawesi selatan. Ada musik gambus, atraksi mappadendang, tari pepe-pepe baine, musik pakacaping, sendra tari taman bidadari, mappasili, angngarru serta diselingi dengan musik dan nyanyian modern.
Langkah pemerintah mengenalkan parawisata rammang- rammang melaui festival patut diapresiasi. Kita berharap geliat parawisata sulawesi selatan semakin meningkat seiring dengan upaya pemerintah untuk terus berbenah. Dan yang terpenting, Sebagai wisata alam, kelestarian Rammang Rammang menjadi tanggung jawab kita bersama. Diantaranya dengan tidak membuang sampah di kawasan Rammang Rammang. Setiap pengunjung harusnya mempunyai trash bag sendiri dan membawa pulang sampahnya.

Kelestarian Rammang Rammang bisa terwujud apabila pengunjung sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam, serta didukung oleh regulasi yang tepat. Olehnya,  pesona Rammang Rammang bisa terus dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Enjoy Rammang Rammang ^^