Jika sedang berada di Makassar
atau provinsi Sulawesi Selatan, sempatkanlah mengunjungi kawasan karst Rammang
Rammang. Dari banyak kawasan karst di Indonesia, Rammang Rammang menjadi
kawasan karst terluas serta masuk dalam kawasan cagar alam UNESCO. Sayang sekali
jika melewatkan mengunjungi tempat ini.
Rammang Rammang berada tepat di
Kabupaten Maros, desa Salenrang, kecematan Bontoa. Lokasi yang tidak terlalu
jauh dari kota Makassar dan Bandara hasanuddin, membuat Rammang Rammang menjadi
tempat yang tepat untuk mengisi liburan atau sekedar traveling. Hanya butuh waktu
sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan motor dari bandara. Jika mengendarai kendaraan
umum, bisa menggunakan angkot yang disebut pete’ pete’ oleh orang Makassar.
Tiba di kawasan Rammang Rammang
kita akan disuguhkan dengan keindahan hamparan batu karst yang berdiri kokoh. Keindahan
terasa lengkap jika padi di area sawah petani setempat masih menghijau. Perpaduan
warna hitam dan abu-abu batuan karst tersebut akan membuat kita berdecak kagum.
Jika hutan terkenal dengan
banyaknya pepohonan ataupun kenekaragaman satwa yang terdapat di dalamnya, maka
di kawasan Rammang Rammang terdapat sebuah hutan yang disebut hutan batu. Hutan
tanpa pohon yang menjulang tinggi melainkan sekumpulan bebatuan karst yang
indah.
Selain hutan batu, terdapat juga beberapa goa prasejarah
di kawasan Rammang Rammang. Di dalam goa tersebut bisa ditemui banyak
lukisan-lukisan prasejarah berupa cap tangan atau gambar hewan. Lukisan tersebut
berhubungan erat dengan kepercayaan yang
dianut oleh masyarakat prasejarah.
Dermaga satu Rammang Rammang |
Tidak lengkap rasanya jika berada
di Kawasan Rammang Rammang dan tidak mengunjungi Desa Berua. Desa ini bisa
dijangkau menggunakan perahu dari dermaga satu yang terletak di tepi jalan
utama, atau dermaga dua yang melewati taman hutan batu.
Harga sewa perahu bisa mencapai
200 ribu rupiah. Harga tersebut sudah termasuk biaya kembali ke dermaga dan masih
bisa ditawar sesuai kemurahan hati pemilik perahu.
Sensasi naik perahu di aliran
sungai pute menuju desa Berua sungguh memacu adrenalin bagi yang tidak terbiasa
dengan mode transportasi yang satu ini. Ditambah lagi jika tak bisa berenang. Perahu
yang hanya bisa memuat 4-5 orang ini terkadang oleng jika penumpang bergerak
atau perahu berpapasan dengan perahu lainnya yang membuat ombak kecil di
sekitar sungai.
Tapi tidak usah khawatir,
pemandangan sekitar sungai akan mengalihkan perhatian anda dari perahu ini. Kiri
kanan sungai bisa ditemui pohon bakau dan nipa. sesekali beberapa jenis burung
beterbangan dari balik pepohonan tersebut. Sayang suara alam tersebut ditelan
suara deru dari mesin perahu.
Sampai di desa Berua, pengunjung
akan dihadapakan dengan hamparan sawah dan empang yang dikelilingi oleh
pegunungan karst. indah dan megah. Hanya terdapat belasan rumah di desa ini. Rumah-
rumah tersebut bisa dijadikan tempat tinggal bagi pengunjung yang datang. Tentunya
dengan ijin yang empunya.
Jika ingin melihat gugusan
bintang di malam hari, pengunjung bisa menginap atau camping di desa Berua .
terdapat beberapa warung di desa ini. Selain itu, pemerintah sudah membangun sebuah mushallah
tidak jauh dari dermaga Berua. Di sebelah mushallah, terdapat beberapa wc
dengan air yang segar semakin memudahkan
pengunjung yang ingin memenuhi ‘panggilan alam’.
Dalam rangka memperkenalkan
kawasan Rammang Rammang, termasuk desa Berua, Dinas parawisata sulawesi selatan
baru-baru ini menyelenggarakan Rammang- rammang full moon festival yang
diadakan di desa Berua. Festival ini menampilkan beberapa tarian tradisional
dan atraksi khas sulawesi selatan. Ada musik gambus, atraksi mappadendang, tari
pepe-pepe baine, musik pakacaping, sendra tari taman bidadari, mappasili,
angngarru serta diselingi dengan musik dan nyanyian modern.
Langkah pemerintah mengenalkan
parawisata rammang- rammang melaui festival patut diapresiasi. Kita berharap
geliat parawisata sulawesi selatan semakin meningkat seiring dengan upaya
pemerintah untuk terus berbenah. Dan yang terpenting, Sebagai wisata alam,
kelestarian Rammang Rammang menjadi tanggung jawab kita bersama. Diantaranya dengan
tidak membuang sampah di kawasan Rammang Rammang. Setiap pengunjung harusnya
mempunyai trash bag sendiri dan membawa pulang sampahnya.
Kelestarian Rammang Rammang bisa
terwujud apabila pengunjung sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam, serta didukung oleh regulasi yang tepat. Olehnya,
pesona Rammang Rammang bisa terus
dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Enjoy Rammang Rammang ^^