Rabu, 18 Maret 2015

Aku Sayang Badanku


Lembaga Mitra Ibu dan Anak (LemINA) merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak. Sabtu 14 Maret 2015, LemINA mengadakan kegiatan edukasi dengan tema “Aku Sayang Badanku” kepada anak-anak kelas 4 dan 5 di SD Paccinang Makassar. Sesuai dengan temanya, kegiatan ini bertujuan untuk  memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai kekerasan seksual yang bisa saja terjadi kepada mereka dan bagaimana menghindarinya. 

Ada dua pemateri yang hadir yaitu Titin Florentina P, S.Psi, M.Psi., Psikolog  dan Sitti Syawaliyah Gismin, S.Psi, M.Psi., Psikolog. Mereka berdua adalah psikolog yang aktif memberikan edukasi pencegahan kekerasan seksual dalam berbagai forum dan komunitas. Ada juga Kak Heru, pendongeng yang ikut serta menghibur anak-anak SD. 
 
Kak Titin Sedang memberikan Materi. Photo: Kak Hendra

Kak Syawaliah. Photo : Kak Hendra


Dalam Kegiatan ini, Siswa dibagi menjadi dua kelompok laki-laki dan perempuan. Pemateri kelompok laki-laki adalah Kak Titin dan Kak Syawaliah untuk kelompok perempuan. Masing-Masing kelompok terlihat antusias menyimak penjelasan dari pemateri karena disajikan dengan sangat interaktif disertai dengan games dan lagu-lagu. 

"Senang" Photo : Kak Emi


Salah satu materi yang diberikan kepada anak-anak SD Paccinang adalah mereka diajarkan untuk mengenali Sentuhan yang baik atau boleh yaitu menyentuh dari bahu keatas atau dari lutut  kebawah. Sentuhan yang membingungkan yaitu menyentuh bagian badan dari mulai dari bahu  sampai lutut . Sentuhan yang buruk yaitu menyentuh bagian tubuh yang ditutup  pakaian renang . Anak-anak juga diajarkan untuk mengatakan JANGAN BEGITU, TIDAK, dan bersikap tegas pada orang  lain bila mereka merasa perlu melindungi dan menjaga dirinya.

Diharapkan kegiatan ini bisa membuat anak-anak lebih paham dan mawas diri terhadap hal-ha buruk yang mungkin terjadi pada mereka. Tidak hanya itu, orang tua, guru dan semua pihak harus mulai membangun kesadaran, meningkatkan pengetahuan untuk mampu melindungi anak dari  kemungkinan menjadi pelaku maupun korban kejahatan seksual.
Kak heru dongeng, Kak Titin, Kak Syawaliah, Sobat Lemina Serta Pihak Sekolah Berfoto Setelah Acara. Photo : Kak Emi


 
Ekspresi Senang Anak-Anak Saat diajak Berfoto. Photo : Kak Hendra

Rabu, 11 Maret 2015

Jika Keluar Negeri



"bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu"

 
Saya akan memperkenalkan seseorang  kepada kalian. Namanya ifa.  Saat sekolah dasar, Ifa sudah sangat suka membaca. Mulai dari novel, buku pelajaran, hingga kemasan mi instan. Karena rajin membaca buku perjalanan dan novel tentang perjuangan menggapai pendidikan, ia begitu terinspirasi dan ingin menginjakkan kaki keluar negeri. Salah satu kutipan favoritnya ada di novel ke-3 tetralogi Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata yang berjudul Edensor. Novel ini berisi perjalanan Ikal dan Arai merantau demi mengejar pendidikan di luar negeri, tepatnya di Searbonne, Paris dan berkeliling Eropa merasakan dinginnya salju disana.

Impian Ifa keluar negeri semakin kuat di semester awal di bangku perkuliahan. Beruntung, ia masuk jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Mempelajari bahasa internasional tentunya akan memudahkan jalannya untuk bisa keluar negeri. Karena biaya keluar negeri mahal, ifa bertekad  mencari beasiswa untuk melanjutkan program master atau S2.

Untuk mewujudkan impiannya itu, sejak kuliah Ifa sudah sering mengikuti pameran pendidikan luar negeri yang diadakan di hotel-hotel atau universitas di Makassar. Saat pameran atau dalam bahasa Inggris disebut exhibiton, akan ada beberapa booth perwakilan dari unversitas luar negeri. Ifa dengan semangat biasanya mengunjungi satu per satu booth yang tersedia, sambil bertanya-tanya mengenai program master yang bisa ia ambil di luar negeri. Tidak lupa ia mengumpulkan brosur dan majalah dari universitas bersangkutan. 
Berfoto saat Pameran Pendidikan Eropa di gedung Rektorat Unhas



Durasi untuk program master di luar negeri bisa beragam, tergantung negara tujuan. Di australia, biasanya sampai dua tahun, sedangkan di inggris bisa hanya satu tahun.

Ifa sudah membuat passpor yang merupakan persyaratan untuk bisa keluar negeri. Awalnya ia membuat paspor karena mendaftar pada salah satu kegiatan kepemudaan ke Korea. Tapi ternyata keberuntungan tak berpihak padanya. Ifa tak patah semangat, ia terus berburu beasiswa dan event-event international.

Sekarang, ifa sedang mempersiapkan berkas untuk mendaftar beasiswa ke Australia. Persyaratannya banyak, termasuk ijazah-ijazah yang sudah di translate ke bahas Inggris serta sertifikat TOEFL yang harus mencapai skor tertentu. Ia tidak henti-hentinya meminta doa dari siapapun untuk bisa lolos beasiswa tersebut, meskipun formulirnya belum ia kirim.

Jika ditanya ingin ke negara mana, Ifa akan kebingungan. Karena sebenarnya, ia ingin pergi ke banyak negara. Jepang, australia, Inggris, Korea dan masih banyak lagi. Katanya ia ingin menikmati udara luar negeri dan bertemu dengan orang asing. Karena berjilbab, Ifa ingin sekali bertemu dengan orang luar negeri yang juga berjilbab. Ia ingin tahu bagaimana rasanya berada di negara asing dan menjadi minoritas. Katanya, dengan keluar negeri ia akan lebih mencintai Indonesia.



Suatu hari nanti, dan semoga hari itu semakin dekat, Ifa ingin sekali bercerita tentang kehidupan di luar negeri kepada kalian, dari tempat ribuan kilometer berbatas samudera yang  waktunya masih menjadi rahasia Tuhan.

*Tulisan ini untuk memenuhi janji kepada adik-adik SD paccinang dalam kegiatan NBS tanggal 14 maret 2015.