Selasa, 30 September 2014
Meng-Update rasa syukur
Kamis, 18 September 2014
Pendakian Pertama
Mendaki gunung adalah hal yang tak akan pernah kulakukan seumur hidup. Apa yang sebenarnya dicari dari pendakian. Kamu bisa menikmati pemandangan tanpa harus mendaki gunung bukan? Menyusahkan dirimu dengan beban berat di punggung. Ditambah lagi dengan fasilitas buang hajat yang tak akan pernah kau dapati seeenak di rumah. Ya, semua itu adalah persepsi prematur yang muncul di otakku sebelum mendaki.
Tapi kalau tak pernah mencoba, saya tak akan pernah tahu rasanya mendaki. Ditambahlagi, perempuan tak punya banyak kesempatan untuk melakukan hal-hal ‘kurang kerjaan’ seperti itu. Saya pun memikirkan, menimbang dan kemudian memutuskan untuk memenuhi ajakan teman untuk mendaki gunung. Meski harus memelas beberapa kali dan berusaha meyakinkan, akhirnya orang tua setuju.
Persiapan fisik sangat diperlukan sebelum memulai pendakian. Teman yang menjadi provokator
pendakian ini menyaranka untuk melakukan jogging ringan, keliling lapangan. Baru, setengah putaran nafas sudah terasa sangat berat. Sepertinya ini tak akan mudah.
- PersiapanMendaki tanpa persiapan yang matang sama dengan bunuh diri. Ada banyak hal yang bisa terjadi saat mendaki. Dan setiap pendaki harus siap dengan semua kemungkinan terburuk, seperti sakit, nyasar, kehabisan makanan dan sebagainya.
Sebelum memulai pendakian, sangat penting untuk mengetahui lokasi dan medan yang akan ditempuh. Kalaupun tak tahu, pastikan dalam rombongan ada yang berpengalaman dengan pendakian. Selanjutnya, cek semua peralatan yang akan dibawa mendaki. Pastikan tak ada anggota rombongan yang kekurangan peralatan. Saling bantu melengkapi peralatan serta belanja bahan makanan akan menambah keakraban diantara sesama rombongan. Hal yang tak kalah penting adalah, jangan lupa untuk menginfokan kepergian kalian mendaki kepada keluarga dan atau teman. Pastikan untuk mendapatkan ijin untuk mendaki dari orang tua. Untuk jaga-jaga, titiplah no telpon yang bisa dihubungi oleh mereka.
- Pendakian Sebelum memulai perjalanan, sangat disarankan untuk berdoa dan meminta keselamatan kepada yang Maha kuasa.
Saat memulai pendakian, jangan terlalu memorsir tenaga. Melangkahlah dengan biasa dan tidak terburu-buru. Nikmati perjalanan dan pemandangannya.
Saat istirahat, posisis kaki jangan dilipat agar peredaran darah lancar dan anda tak mudah lelah. Sebaiknya ta beristirahat terlalu lama. Semakin lama beristirahat, semakin berat rasanya kaki melangkah.
- Kembali dari pendakian Kembali dengan selamat dari pendakian setelah menempuh medan yang menurutku sangat berat, merupakan suatu kesyukuran yang luar biasa. Eits, tapi jangan langsung bubar dulu. Ritual selanjutnya setelah mendaki adalah mencuci dan membersihkan semua peralatan seperti tenda, Sleeping Bag, ransel, peralatan makan dll. Selamat mendaki. Akan selau ada pelajaran terselip untukmu dari alam.
Sang Provokator
Saya masih ingat persis saat menjadi leader di small discussion. Dia memperkenalkan diri sebagai mahasaiswa kelautan di salah satu universitas negeri ternama Makassar.
Awalnya kupikir dia adalah orang yang pendiam, tapi saat sudah kenal ternyata dia senang sekali bercerita. Pengalamannya yang segudang dengan riwayat travelling yang banyak membuatnya tak sungkan berbagi. Yang paling menarik adalah pengalamannya saat diluar negeri. Well, mungkin untuk beberapa orang, kedengarannya ia ‘songong’ dan ‘bacrit’. Tapi saya sama sekali tak menemukan kesombongan dibalik cerita-ceritanya.
Saya masih ingat betul saat dia menawarkan diri merubah tampilan blog BPEC. Saya yang sotoy juga ikut menawarkan blogku untuk dipermak. Dan hasilnya, tadaaaa! Blog ini berubah jadi cantik. Setelah sebelumnya penuh dengan sarang laba-laba. Tak berhenti di situ, ia juga menawarkan blog ini untuk di rubah menjadi blog berbayar. What a kind boy!
Beberapa lama setelah merubah blog, dia mengajak kami, pengurus BPEC untuk mendaki gunung. Hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh gadis 'rumahan' seperti saya. Pendakian yang mengajarkan banyak hal tentang alam dan kehidupan. Kedengarannya agak 'lebay', but that's the truth. Cobalah ;)
Seperti kata pepatah, tak ada perjumpaan tanpa perpisahan. Saya tahu, suatu saat nanti dia akan meninggalkan organisasi yang kami geluti bersama dan melanjutkan studi keluar negeri. Daripada memikirkan hal tersebut, saya lebih memilih mengingat-ingat kebaikannya, serta pesan kecil yang dia selipkan diantara percakapan kami tempo hari.
Terima kasih banyak kawan. Tetaplah jadi laki-laki baik, dan terus memperbaiki diri. Bukan Cuma dimata manusia tapi juga di mataNya.
Ps: pada akhirnya, kita memang berpisah. Bukan karena ia keluar negeri, tapi karena urusan kerja. Sampai ketemu lagi kawan, di masa yang masih menjadi rahasia Tuhan