Senin, 02 Mei 2016

Menata Keuangan, Menata Masa Depan



“Ujung-ujungnya pasti kita akan diprospek masuk  asuransi.” saya membatin pesimis

Setelah melakukan pendaftaran melalui link yang disebar oleh komunitas Blogger Angingmammiri di group Facebook. Sempat terbersit pikiran negatif, jangan-jangan acara Sun Life Financial Indonesia yang dilaksanakan pada hari Minggu, 24 April 2016 di kafe Zafferano akan berlangsung membosankan. Kenyataannya, segala prasangka buruk itu ternyata terbantahkan.

Rangkaian acara dimulai oleh seorang pembicara pria berkacamata yang diperkenalakan sebagai APV Branch Manager Sun Life Indonesia. Ia membuka acara dengan cerita sederhana tentang anak perempuannya yang ingin membeli sebuah rumah Barbie. Alih-alih mengabulkan permintaan anaknya, sang Bapak malah menyuruhnya menabung.

Rabu, 27 April 2016

Kurir Surat NBS





Langit kota Makassar sedang terisak saat saya melaju di atas aspal menuju salah  satu sekolah NBS. Bulir-bulir airnya jatuh membasahi kota yang beberapa hari ini cuacanya sulit ditebak. Teman saya duduk di boncengan tanpa mengenakan mantel. Laju motor saya percepat, berkejaran dengan hujn yang semakin berkurang.

Belum juga mematikan mesin motor matic yang saya kendarai saat ingin parkir di depan kelas, beberapa anak sudah  berlari-lari kecil menghampiri motor sambil memanggil nama saya dan teman saya. “Kak Ifa! Kak Ica!” sambil menarik tangan kanan kami untuk disalim.

Kamis, 14 April 2016

Legenda Ronggan dan Manggan

Di desa Buttu –Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan terdapat sebuah goa yang terletak di gunung Buttu Teang. Gowa tersebut menyimpan kisah kelam percintaan sepasang muda mudi yang bernama Ronggan dan Manggan.

Kisahnya diceritakan turun temurun dari generasi ke generasi. Yang tersisa di goa tersebut hanyalah keranda berisi tulang belulang mayat mereka.Alkisah, ratusan tahun lalu hiduplah seorang gadis cantik bernama Ronggan. Sebagai gadis desa yang ayu dan belum juga menginjak usia baligh, Ronggan tinggal di rumahnya bersama kedua orang tuanya. Ia hanya sesekali keluar rumah jika ada hal penting dan mendesak yang harus ia kerjalan.

Seperti biasa, Ronggan menenun kain diatas rumahnya ketika kayu yang ia gunakan untuk meluruskan benang terjatuh dari rumah panggungnya. Sontak ia turun dari rumah dan mengambil kayu tersebut. Saat itulah Ronggan dilihat oleh pemuda sebelah rumah bernama Manggan yang terpesona oleh kecantikannya.Mengetahui tinggal