Selasa, 23 Februari 2016

Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual



Mengenali Anggota Tubuh Yang Boleh Disentuh

“Diambil sama sopir… baru dibawa ke tempat kosong…”. Sesekali  kepala sekolah dasar yang saya wawancara memperbaiki kacamatanya. Ia menceritakan tentang anak SMP di Kabupaten Gowa yang dibawa oleh supir pete-pete dan diduga dilecehkan. Kepala sekolah itu bertutur kalau Anak SMP tersebut kemudian trauma dan tidak pergi ke sekolah dalam waktu lama.

Baru-baru ini terjadi juga kasus dugaan pencabulan terhadap anak usia 11 tahun di Jalan Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Pelakunya adalah tetangga korban. Ia diiming-imingi dengan uang 5 ribu rupiah. Di akhir berita yag saya baca,
pelaku akan dijerat dengan hukuman maksimal 5 tahun penjara. Hukuman yang menurut saya sangat tidak setimpal dengan efek trauma yang dirasakan korban.

Kasus-kasus tersebut hanya satu dari banyak kejadian kekerasan seksual terhadap anak. Data dari komisi perlindungan anak, pada tahun 2010-2014  terdapat 21,6 juta kasus pelanggaran hak anak. Dari jumlah itu, 58 persen dikategorikan sebagai kejahatan seksual.

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa negeri ini sedang dalam keadaan darurat kekerasan seksual. Kekhawatiran tersebut membuat Yayasan Lembaga mitra Ibu dan Anak membuat kegiatan pencegahan kekerasan seksual  dengan tema ‘Aku sayang badanku’ di SDN Sungguminasa IV Kabupaten Gowa. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajarkan bagaiamana menjaga diri mereka agar terhindar dari kekerasan seksual baik yang disebabkan oleh lingkungan sekitar, atau yang bersumber dari dunia maya.

Dalam kegiatan tersebut juga dihadirkan dua orang psikolog yaitu Titin Florentina dan Syawaliah Gismin. Masing-masing memberikan materi di beberapa kelas terpisah untuk anak perempuan dan anak laki-laki.  Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak-anak, kedua psikolog ini mulai menjelaskan tentang pentingnya menjaga diri agar terhindar dari kejahatan seksual.

Selain itu, anak-anak juga diperkenalkan dengan bagian-bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh oleh orang lain. Mereka diajak mengenali mana sentuhan baik, sentuhan buruk dan sentuhan membingungkan. Kalau ada orang yang meminta atau memaksa anak untuk memperlihatkan bagian tubuh mereka yang terlindungi atau memaksa anak melakukan hal yang tidak disukai, mereka harus berteriak dan melapor kepada guru, keluaraga atau lari ke tempat keramaian.

Kegiatan edukasi pencegahan kekerasan seksual memang sangat penting. Mengingat perkembangan teknologi membuat akses ke dunia tanpa batas bernama internet menjadi tidak terbatas. Jika dibandingkan dengan 20 tahun silam, orang tua jaman sekarang punya tantangan besar. Anak-anak sekolah dasar, khususnya di kota, sudah punya akun facebook dan bbm. Ancaman kekerasan seksual tidak hanya datang dari dunia nyata, pun bisa disebabkan oleh dunia maya.  Hal itu diperburuk dengan  konten-konten pornografi yang ‘bertebaran’ di mana-mana. Teknologi di satu sisi bisa jadi kawan, dan di sisi lain bisa menjadi musuh bejat.

Selama  proses edukasi Aku Sayang Badanku berlangsung, anak-anak terlihat antusisas. Materi yang biasa dianggap tabu dan jarang dibicarakan ternyata bisa diajarkan sambil bernyanyi serta  menari.
Edukasi Aku Sayang Badanku tidak hanya dilakukan dikabupaten Gowa tetapi juga kan dilaksanakan di beberapa sekolah di Makassar. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga akan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) di beberapa lingkungan di kota Makassar.

Semoga dengan kegiatan ini semakin banyak anak yang teredukasi serta pihak sekolah bisa melakukan langkah-langkah preventif menghadapi kekerasan seksual terhadap anak-anak.



Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual oleh Ibu Titin Florentina


Tidak ada komentar:

Posting Komentar