Sabtu, 12 April 2014

Dongeng untuk yang tak bahagia

Bahagia itu sederhana, saya sering mendapati kalimat itu dimedia sosial, entah siapa yang memulainya. Tadinya  saya perpikir kalimat itu tidak sepenuhnya benar. Siapa bilang bahagia itu sederhana? Tersenyum di tengah- tengah tugas yang menumpuk misalnya, atau deadline laporan yang mengejar, atau isi dompet yang mulai mengering padahal kalender masih menunjukkan angka belasan.  apa masih bisa bahagia ditengah hal seperti itu. Bahagia yang sederhana itu, tidak berlangsung lama, tidak kekal, sama dengan kesederhanaannya. Tapi hari ini, lagi, Tuhan menunjukkan kesederhanaan kebahagiaan itu.

tergesa-gesa saya melangkah masuk ke sekolah, setelah sebelumnya memarkir motor. Ah, saya terlambat. Motorku baru saja menjalani pmeriksaan di ‘rumah sakit’. Takut dia ngambek dan kenapa kenapa.  Sayangnya ada banyak pasien disana.

Ruang kelas ternyata sudah ramai dengan kakak-kakak relawan ‘menulis bareng sobatku’. Mereka berasal dari berbagai profesi, ada mahasiswa aktif, ada mahasiswa yang lagi nyusun skripsi, ada juga mantan mahasiswa. Mereka semua dengan semangat mengajari adik-adik. Mendonasikan 2 jam mereka. Sederhana memang, bukan dengan menyumbang puluhan juta atau memperbaiki gedung sekolah mereka. Apa yang dilakukan Relawan-relawan ini adalah memupuk benih yang hasilnya tak akan dilihat sekejap.
 Saat memasuki ruang kelas, beberapa anak menyapa dan menyebutkan namaku. Senang sekali mengetahui kalau mereka masih mengingatku. Berharap mereka bukan mengingatku sebagai  kakak yang menyanyi dengan suara cempreng.  Semoga =_=

Satu hal yang paling kusuka saat bertemu dengan anak-anak adalah saat mereka meraih tanganmu dan menciumnya dengan khidmat. Dan hal itu terjadi lagi hari ini. setelah pelajaran yang diberikan usai, saya memilih duduk diluar kelas. Tidak disangka, seorang gadis kecil menghampiriku dan meraih tanganku untuk di-salim, diikuti beberapa temannya.  Saya menatap mereka dengan tersenyum sambil mengusap kepala mereka. Diam-diam mendoakan dalam hati untuk masa depan mereka.

Selamat berbahagia. Tak usah dicari, ia terkadang datang dengan sendirinya, dalam kesederhanaan.

2 komentar: