Bahagia itu sederhana, saya
sering mendapati kalimat itu dimedia sosial, entah siapa yang memulainya. Tadinya
saya perpikir kalimat itu tidak
sepenuhnya benar. Siapa bilang bahagia itu sederhana? Tersenyum di tengah-
tengah tugas yang menumpuk misalnya, atau deadline laporan yang mengejar, atau
isi dompet yang mulai mengering padahal kalender masih menunjukkan angka
belasan. apa masih bisa bahagia ditengah
hal seperti itu. Bahagia yang sederhana itu, tidak berlangsung lama, tidak
kekal, sama dengan kesederhanaannya. Tapi hari ini, lagi, Tuhan menunjukkan
kesederhanaan kebahagiaan itu.
tergesa-gesa saya
melangkah masuk ke sekolah, setelah sebelumnya memarkir motor. Ah, saya
terlambat. Motorku baru saja menjalani pmeriksaan di ‘rumah sakit’. Takut dia
ngambek dan kenapa kenapa. Sayangnya ada
banyak pasien disana.
Ruang kelas ternyata sudah ramai
dengan kakak-kakak relawan ‘menulis bareng sobatku’. Mereka berasal dari
berbagai profesi, ada mahasiswa aktif, ada mahasiswa yang lagi nyusun skripsi,
ada juga mantan mahasiswa. Mereka semua dengan semangat mengajari adik-adik. Mendonasikan
2 jam mereka. Sederhana memang, bukan dengan menyumbang puluhan juta atau
memperbaiki gedung sekolah mereka. Apa yang dilakukan Relawan-relawan ini adalah
memupuk benih yang hasilnya tak akan dilihat sekejap.
Saat memasuki ruang kelas, beberapa anak
menyapa dan menyebutkan namaku. Senang sekali mengetahui kalau mereka masih
mengingatku. Berharap mereka bukan mengingatku sebagai kakak yang menyanyi dengan suara cempreng. Semoga =_=
Satu hal yang paling kusuka saat
bertemu dengan anak-anak adalah saat mereka meraih tanganmu dan menciumnya
dengan khidmat. Dan hal itu terjadi lagi hari ini. setelah pelajaran yang
diberikan usai, saya memilih duduk diluar kelas. Tidak disangka, seorang gadis
kecil menghampiriku dan meraih tanganku untuk di-salim, diikuti beberapa
temannya. Saya menatap mereka dengan
tersenyum sambil mengusap kepala mereka. Diam-diam mendoakan dalam hati untuk
masa depan mereka.
Selamat berbahagia. Tak usah dicari, ia terkadang datang dengan sendirinya, dalam kesederhanaan.
Tulisannya mantaap!!!
BalasHapuskeren...keren :D
BalasHapus