Selasa, 29 Maret 2016

Bertandang di Blog Perempuan sederhana

Saya sudah lupa kapan pertama kali bertemu dengan wanita yang kupanggil Kak Hajrah ini. Kami sama-sama aktif  di beberapa kegiatan sobat LemINA dan kali ini saya mendapatkan tugas untuk mereview blognya, blog prempuan sederhana, pendiam yang menyukai gunung dan laut.

Tulisan Kak Hajrah bisa dilihat di blog barunya di nurhajrahs.blogspot.co.id. blog ini dibuat tahun 2016 dan sampai tulisan ini di post, sudah ada tiga tulisan menghiasi blog dengan judul perempuan sederhana ini. Bulan januari dua tulisan dengan tema jalan-jalan berjudul "Bus Rapid Yang Tidak Rapid"dan tema reportase berjudul "Bukan Tentang Aksi Teror Bom".

Di bulan Februari, terbit satu tulisan kuliner tentang
Papeda dengan judul yang sama. Perempuan yang sekarang menetap di Serui ini tidak hanya menulis di tetapi juga di tumblr. Tulisan di tumblr kak Nurhajrah juga baru berusia beberapa bulan bisa dilihat dari tumblr archivenya. Beberapa tulisannya di tumblr disalin juga di blogspot dengan total 7 tulisan.


Dari pemilihan theme blog Perempuan Sederhana mencerminkan pemilik blognya, simple dan sederhana. Memilih tema simpel tentu memiliki alasan tertentu. Mungkin karena kepribadian kak Hajrah yang juga (menurut saya) simpel dan tidak neko-neko. Misalnya saat sedang berkumpul bersama, Ia jarang sekali bersuara. Ia memilih untuk tidak berkomentar kecuali jika diminta. Diam dan simple memang masih satu keluarga.

Tulisan pertama Perempuan Sederhana berjudul ‘Bus Rapid Yang Tidak Rapid’ bercerita tentang pengalaman pertama kak Hajrah naik bus trans Makassar. Maklum, alat transportasi ini masih berumur belia dan belum terlalu familiar di kalangan warga Makassar. Tulisan ini berawal dari ajakan temannya untuk menonton bioskop di Trans Studio Mall. Perjalanannya memakan waktu hingga dua jam lebih karena lama meunggu penumpang dan proses pembayaran karcis yang tidak praktis. Di akhir tulisan Ia mengutip kalimat tagline BRT, “Ayo naik Bus Biar Nggak bikin Macet”.

Tulisan berikutnya adalah reportase berjudul ‘Bukan Tentang Aksi Teror Bom’, berisi tentang kasus terror yang terjadi di kawasan Sarinah beberapa bulan lalu. Tulisan ini membahas kejadian dari sudut pandang penulis yang mengamati kejadian dari berbagai media sosial dan TV.

Mengenai kesalahan tulisan, saya tidak berani memberikan komentar. Kak hajra yang bekerja sebagai editor aksara di salah satu penerbit  sudah cukup membuat saya yakin untuk tidak mencari-cari kesalahan dari segi kepenulisan di blognya.

Tulisan Kak Hajra keseluruhannya enak dibaca. Ibarat masakan, resepnya pas dan tidak berlebih. Mencicipinya akan membuat kita berkata enak tapi tidak cukup untuk dikenang. Seperti saat datang ke warung dan mencoba makanannya. Saat kembali ke warung yang sama tentu ada alasan yang membuat kita kembali. Entah karena pelayanan yang memuaskan, atau rasa makanannya yang betul enak. Nah, di ‘warung’ perempuan sederhana, saya merasa belum bisa kembali. Mungkin karena menunya yang belum bervariatif sehingga rasa makanannya belum 'nendang'.

Terakhir bertemu Kak Hajrah ketika sedang bertandang di rumah salah seorang teman yang menjanjikan kapurung. Ia baru saja kembali dari Enrekang kala itu. Tidak lupa beberapa oleh-oleh khas Ia bawa seperti deppa Tori dan dangke. Ternyata itu  oleh-oleh terakhirnya sebelum kembali ke Serui, kampung halaman orang tua kak hajrah. Kepergiannya pun baru saya tahu lewat chat salah satu group komunitas yang sama-sama kami ikuti.

Meskipun berjarak, saya yakin dengan tulisan, keberadaan kak Hajra tidak akan pernah berjarak. Ditunggu tulisan berikutnya, Kak! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar